Semua gambar dan kebanyakan keterangan gambar pada bagian ini, diambil dari Majalah Trip edisi nomor 57, Agustus 1997, terbit di Brazil. Mereka dapat dihubungi di trip@uol.com.br (situs di http://www2.uol.com.br/trip/), melalui surat di alamat:
Revista Trip
Rua Mário Guastini, 28
Pinheiros - SP - CEP 05420-010
São Paulo, SP, Brasil
atau melalui fax di +55-011-816-0411.
Semua foto diambil oleh Raphael and José Herrera.
Memukul pancuran seusai sebuah pertandingan yang berat. | |
Pelé mencoba keahliannya bermain musik. | |
Disebuah pelajaran kursus privat alat perkusi. | |
Wajah sang maestro. | |
Langkah-langkah menyakinkan yang ia pelajari demikian matangnya di
lapangan bola, ia pindahkan ke dalam balairung dan menjadikannya seorang penari yang
handal. Versi ukuran besar |
|
Sebuah bingkisan dari seorang pramugari Jerman. | |
Bersama Coutinho, Dorval, dan Piala Tereza Herrera. | |
Terpaksa meninggalkan lapangan karena cedera. | |
Sedang melakukan pemanasan di Vila Belmiro. | |
Sebah pertemuan antara para maestro SFC dan Botafogo. | |
Kita semua mengetahui yang mana Pelé ketika duduk di bangku bus ini. | |
Menikmati secangkir kopi panas.. | |
Raphael Herrera sedang beraksi. | |
"...sebuah tampilan yang melambangkan tahun-tahun paling sibuk bagi
foto jurnalistik Herrera bersaudara: salah satu sosok terbesar dalam abad ini sedang
mereguk secangkir kopi dalam kesederhanaan dari sebuah perubahan yang
mendasar." Versi ukuran besar |
|
"Jalan Javari, tahun 1957, Santos melawan Juventus. Tim terkuat di
dunia memangkan pertandingan dengan skor telak 3-0. Di menit-menit akhir babak
kedua, Pelé menerima umpan dari sayap untuk kemudian dengan sentuhan yang
mecengangkan melewati pemain belakang pertama, kedua, keempat dan akhirnya penjaga gawang.
Ini semua ia lakukan tanpa membiarkan bola menyentuh tanah! Sebelum akhirnya menyundulnya
untuk merobek jaring, yang kemudian diikuti dengan gerakannya mengangkat lengan kiri serta
memutar-mutarnya dengan gaya khas sang maestro, sebuah adegan yang tetap melekat dalam
ingatan mereka yang turut menyaksikan gol terindah dalam sejarah tersebut. "Raphael Herrera adalah satusatunya juru foto yang berada di pinggir lapangan ketika itu. Yang lainnya telah meninggalkan stadion, sejak hasil pertandingan dapat dipastikan siapa pemenangnya. Permainan itu juga diabadikan oleh kamera TV Tupi. Tetapi beberapa tahun kemudian, arsip-arsip TV Tupi musnah terbakar dalam sebuah bencana kebakaran yang turut melenyapkan satu-satunya hasil rekaman TV dari gol tersebut..." |
|
"...Hanya gambar ini...yang bertahan mengungkap sejarah. 'Ini gol terindah dalam karir saya,' kata Pelé." | |
Satu hal yang Pelé tak pernah mau belajar, adalah berenang. Versi ukuran besar |
www.digits.net
7/1996